![]()
Semasa mengenyam pendidikan di bangku sekolah saya mencoba menyakinkan kepada guru-guru saya untuk bisa dipilih menjadi seorang pemimpin dalam upacara. Mulai sekolah dasar, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah tidak satu pun kesempatan diberikan oleh guru-guru saya untuk menjadi pemimpin upacara.
Padahal untuk bisa dipilih menjadi pemimpin upacara, saya telah mempersiapkan jauh-jauh hari dengan cara berlatih diri di depan kaca maupun teriak-teriak di dalam kamar mandi. Tetap saja guru-guru tidak memilih saya karena menganggap teman saya yang lain dianggap lebih mampu.
Meskipun saya tidak pernah dipilih menjadi pemimpin upacara, saya berjanji dalam hati bahwa suatu saat nanti saya akan bisa menjadi pemimpin upacara. Kesempatan untuk menjadi pemimpin upacara hampir sirna secara sampai sekarang ketika menjadi guru pun juga tidak pernah menjadi pemimpin upacara.
Namun di hari yang istimewa ini, hari yang tidak disangka-sangka, tanpa persiapan dan tanpa latihan ternyata saya terpilih menjadi pemimpin upacara dalam rangka memperingati hari guru nasional ke-72 di sekolah.
Hampir semua guru SD YPPSB 3 yang beralamat di Jalan Munthe, Perumahan Griya Prima Lestari Sangatta menjadi petugas upacara dalam peringatan hari guru nasional yang bertepatan dengan tanggal 25 Nopember harusnya dilaksanakan pada hari Sabtu kemarin tetapi baru hari Senin ini dilaksanakan, secara sekolah tempat saya mengajar libur setiap hari Sabtu dan Minggu.
Pada upacara kali ini yabg bertugas sebagai pembina upacara kepala SD YPPSB 3 Marsono, S.Pd, mengajak kepada siswa-siswi untuk merefleksikan tentang peran dan jasa besar para guru. Kepala sekolah memberikan contoh dirinya maupun guru-guru yang lain bisa berdiri di hadapan anak didik seperti sekarang adalah berkat jasa guru. Di akhir kesempatan, kepala sekolah sekali lagi mengajak anak-anak untuk menghormati dan mentaati guru.
Bagi saya, kepercayaan untuk menjadi pemimpin upacara di hari guru nasional ini merupakan tantangan dan sekaligus jawaban bahwa saya mampu dan bisa menjadi pemimpin upacara. Barangkali begitulah skenario yang telah diberikan Allah kepada setiap hamba-nya ketika memiliki kemauan yang kuat "Man Jadda Wajada", maka pasti bisa meskipun harus menunggu sampai bertahun-tahun lamanya.
Sismanto Kumpul dan Berbaris . . .
