![]()
Ada seorang pemuda yang sangat sombong sekali, ia merasa bahwa dirinya kuat dan ampuh. Terlalu Sombongnya pemuda itu ketika melihat batu besar di depannya ia ingin mencoba untuk menghancurkan sebongkah batu yang besar itu.
Ia berkata bahwa dirinya mampu memecahkan batu yang besar karena merasa dirinya kuat ampuh dan sakti. Pemuda itu kemudian memposisikan dirinya di samping batu dan mengambil kuda-kuda untuk memecahkan batu.
Beberapa pukulan ia lakukan untuk memecah batu. Ketika sampai sepuluh pukulan batu tidak pecah, dua puluh pukulan batu tidak pecah, tiga puluh pukulan batu itu juga tidak pecah. Berkali-kali ia lakukan hingga sampai seratus kali kali pukulan, ternyata batu itu tidak juga pecah. Ia kemudian berhenti dan kapok tidak melanjutkan memecahkan batu itu.
Tiba-tiba ada seseorang yang tua sekali, pemuda itu menyebutnya dengan sebutan "guru". Ia sangat tua sekali, kurus, ceking, dan dianggapnya tidak memiliki kekuatan sebagaimana dirinya. Namun seseorang yang tua itu menawarkan diri mencoba untuk memecahkan batu itu.
Pemuda yang sombong itu meremehkan kemampuan guru yang akan memecahkan batu. Bagaimana mungkin guru bisa melakukan itu dengan badan yang kurus kerempeng dan tidak memiliki kekuatan? Sementara saya yang memiliki badan yang besar, kuat, tegap, dan kekuatan saja tidak mampu memecahkan batu itu.
Orang tua itupun kemudian berjalan mendekati sebongkah batu besar, dipukulnya batu itu dengan lima kali pukulan. Betapa terheran-herannya pemuda itu dengan lima kali pukulan saja batu itu bisa pecah.
"Wahai guru, ilmu Apakah yang engkau gunakan sehingga batu itu bisa pecah?" Dengan terheran-heran pemuda itu bertanya kepada seorang guru.
"Wahai Pemuda Saya tidak menggunakan ilmu apapun Saya hanya tahu bahwa batu itu bisa pecah dengan dipukul sebanyak 105 kali," jawaban guru dengan bijak.
Kebiasaan yang saya tahu batu itu bisa pecah dengan 105 pukulan, tetapi kamu terlalu sombong sehingga berhenti pada pukulan ke-100. Itulah ilmu kebijaksanaan yang tidak didapatkan di manapun, tidak didapatkan di bangku sekolah maupun kampus-kampus. Ilmu kebijaksanaan hanya didapatkan dari pengalaman langsung, semakin kita bisa belajar dari pengalaman-pengalaman di lingkungan sekitar maka semakin lama kita akan semakin bijak, itulah kekuatan Wisdom.
Ket foto: Bersama ketua PAC Ansor Rantau Pulung
Sismanto Kumpul dan Berbaris . . .
